GAMBARAN AKTIVITAS FISIK PADA REMAJA DENGAN NEFROTIK SINDROM DI RUMAH: A SINGLE CASE STUDY EMBEDDED

Latar Belakang: Insiden nefrotik sindrom pada anak di Indonesia adalah 6 kasus pada setiap 100.000 anak pertahun untuk anak-anak berusi <14 tahun. Neftrotik sindrom dapat terjadi pada anak di berbagai usia mulai dari bayi sampai remaja dan paling sering dijumpai pada anak usia sekolah dan remaja. Nefrotik sindrom mengakibatkan penyakit ginjal stadium akhir pada kasus terburuk. Pedoman Rehabilitasi Ginjal merekomendasikan bahwa pasien dengan sindrom nefrotik tidak boleh mengalami istirahat berlebihan atau pembatasan olahraga. Tujuan: untuk mengekspolarasi gambaran aktivitas fisik pada remaja dengan nefrotik sindrom dirumah. Metode: Penelitian ini menggunakan kualitatif dengan desain studi single case study dengan menggunakan teknik wawancara dan analisa data. Hasil: Dari hasil wawancara pada subjek remaja dengan nefrotik sindrom didapatkan 35 koding dan 7 makna, terdiri dari remaja dengan nefrotik sindrom mengalami penurunan aktivitas fisik, manifestasi klinis nefrotik sindrom remaja, manajemen relapse remaja nefrotik sindrom, aktivitas harian remaja dengan neprotik sindrom, intensitas aktivitas fisik remaja dengan nefrotik sindrom, dukungan keluarga pada aktivitas fisik remaja dengan nefrotik sindrom, harapan remaja nefrotik sindrom dalam melakukan aktivitas. Kesimpulan: Remaja mengalami penurunan aktifitas fisik dikarenakan dari gejala penyakit seperti sesak dan bengkak. Aktivitas yang dapat dilakukan hanya berbaring dikarenakan sakit pada badan sehingga untuk berdiri hanya dapat dilakukan selama 5 menit dan untuk berdiri memerlukan bantuan