PENATALAKSANAAN TERAPI MADU PADA PASIEN ANAK DENGAN MUKOSITIS ORAL AKIBAT KEMOTERAPI

Latar Belakang: Mukositis oral merupakan salah satu komplikasi terapi kanker dengan kejadian mencapai 88,3% pada anak di Indonesia. Pada pasien dengan mukositis oral, lapisan mukosa mulut menjadi meradang dan luka yang menyebabkan ketidaknyamanan, rasa terbakar atau nyeri, mengurangi asupan makanan cair/padat dan mengurangi kualitas hidup serta mempengaruhi pengobatan kanker. Terapi madu merupakan salah satu penatalaksanaan untuk mengurangi mukositis berkembang menjadi lebih parah. Tujuan: untuk mendapatkan gambaran dari penatalaksanaan terapi madu pada anak dengan mukositis oral akibat kemoterapi. Metode: Metode penelitian dengan desain studi kasus deskriptif dengan mendeskripsikan kondisi pasien anak dengan mukositis oral akibat kemoterapi yang diberikan terapi madu. Studi kasus dilakukan pada bulan Desember 2022 dengan jumlah subjek 2 orang. Kriteria inklusi pasien anak dengan mukositis oral akibat kemoterapi usia 1 tahun-18 tahun. Terapi madu dilakukan dengan cara mengoleskan madu pada mukositis 4 kali sehari 5 hari berturut-turut. Hasil: Terdapat penurunan skor mukositis oral sebelum dan setelah intervensi pada kedua subjek dengan total skor 10 menjadi 3 (subjek 1) dan 20 menjadi 10 (subjek 2). Secara penampilan tidak ada perubahan skor. Kesimpulan: Terapi madu dapat mengurangi keparahan mukositis oral. Perawat dapat mengaplikasikan terapi madu secara rutin pada pasien anak dengan mukositis oral akibat kemoterapi.