Hubungan Tingkat Depresi Terhadap Kualitas Hidup Pada Lansia Di Panti Werdha Bandung

Latar Belakang: usia harapan hidup pada lansia dapat meningkat karena dipengaruhi kondisi fisik dan mental, dimana lansia rentan terhadap gangguan kesehatan salah satunya yaitu depresi. Berdasarkan WHO pada tahun 2002 angka kejadian depresi di dunia mencapai 154 juta jiwa dan menjadi peringkat ketiga pada tahun 2004. Depresi berdampak pada penurunan produktivitas dan aktivitas fisik lansia serta mempengaruhi kehidupan sosial yang mengakibatkan penurunan terhadap kualitas hidup lansia. Tujuan: mengetahui tingkat depresi dan kualitas hidup lansia serta hubungan tingkat depresi terhadap kualitas hidup berdasarkan domain pada lansia di panti werdha Bandung. Metode: penelitian analitik korelasional dengan menggunakan cross sectional yang dilakukan bulan Mei 2017,subjek penelitian sebanyak 44 lansia. Pengumpulan data menggunakan instrumen Geriatric Depression Scale (GDS) dan WHOQOL BREF. Hasil: Penelitian ini menunjukkan lansia memiliki tingkat depresi sedang sebanyak 61,4%. Kualitas hidup lansia berdasarkan domain fisik sebanyak 56,8 % kualitas hidup baik, sebanyak 43,2 % kualitas hidup buruk,domain sosial sebanyak 40,9 % kualitas hidup baik, sebanyak 59,1 % kualitas hidup buruk,domain psikologi sebanyak 56,8% kualitas hidup baik, sebanyak 43,2% kualitas hidup buruk, dan domain lingkungan sebanyak 59,1% kualitas hidup baik dan sebanyak 40,9%kualitas hidup buruk. Nilai koefisien korelasi oleh Spearman Rank pada domain sosial menunjukan adanya hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup pada lansia dipanti werdha Bandung yaitu 0,043 (p > 0,05). Sedangkan tidak adanya hubungan tingkat depresi dengan kualitas hidup berdasarkan domain fisik, psikologi dan lingkungan pada lansia di panti werdha Bandung yaitu 0,136 (p >0,05), 0,946 (p> 0,05) dan 0,524(p>0,05). Saran: diharapkan peneliti selanjutnya untuk memperluas variabel dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi depresi dan kualitas hidup.