Gambaran Persepsi Perawat Tentang Supervisi Kepala Ruangan Dan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Di Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

Latar Belakang: Pelaporan IKP memerlukan keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari organisasi dan individu pemberi pelayanan. Sebanyak 76%-82% insiden keselamatan pasien tidak dilaporkan, kurangnya budaya melaporkan diantara nya takut disalahkan, tidak ada reward, sosialisasi IKP kurang maksimal, adapun persepsi perawat dalam penerapan keselamatan dapat ditingkatkan melalui kegiatan supervisi pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh kepala ruangan Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi perawat tentang supervisi kepala ruangan dan pelaporan insiden keselamatan pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan desain penelitian deskriptif, sampel sebanyak 59 perawat yang diambil dengan cara Total Sampling dan dianalisis menggunakan analisis univariat. Instrumen yang digunakan adalah The Manchester Clinical Supervision Scale dengan 20 pertanyaan dan pelaporan insiden keselamatan dengan 10 pertanyaan Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi perawat tentang supervisi kepala ruangan dengan ketiga sub varibel dalam kategori baik dan berdasarkan pelaporan insiden keselamatan pasien dalam kategori sedang.. Kesimpulan: Dengan mengetahui persepsi perawat diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi kepala ruangan untuk terus meningkatkan kegiatan supervisi khususnya dalam pelaporan insiden keselamatan pasien. Saran:Diharapkan agar diadakan Patient Safety Champion (PSC) sebagai reward untuk setiap yang melaporkan insiden keselamatan pasien dan diharapkan adanya evaluasi pencatatan dan observasi secara periodik terhadap pelaporan insiden keselamatanpasien.