Hubungan Empowerment Terhadap Self Efficacy Pada Remaja Perokok

Latar belakang : Di usia muda fenomena remaja yang merokok semakin meningkat,yaitu rentang usia 10-18 tahun, prevalensi merokok pada remaja meningkat sebesar 9,1% dari tahun 2016. Empowerment dapat dijadikan sebagai pendorong yang muncul dari dalam diri remaja untuk memutuskan perilaku merokok. Self efficacy yang tinggi dapat menjadi mekanisme koping remaja untuk tidak merokok. Selfefficacy pada remaja untuk berhenti merokok dapat meningkat dengan cara empowerment, karena empowerment dapat meningkatkan kepercayaan diri sehingga mampu meningkatkan selfefficacy. Tujuan : penelitian ini untuk mengetahui hubungan empowerment terhadap selfefficacy pada remaja perokok. Metode : metode yang digunakan dalam peneliian ini adalah korelasional dengan tujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi, jumlah responden 80 orang dengan pengambilan sample menggunakan G Power dengan asumsi two tails a - 0,05. Hasil : penelitian ini menunjukan bahwa terdapat nilai signifikansi 0,001 pada variabel empowerment, sama hal nya dengan variabel self efficacy yang bernilai 0,001 yang berarti terdapat korelasi hubungan antara empowerment dengan self efficacy, lalu terdapat juga nilai r (pearson correlation) 0,350 yang berarti bentuk hubungan empowerment dan self efficacy berbentuk positif, dengan ini maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi empowerment maka semakin tinggi juga selfefficacy nya. Saran : hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai hubungan empowerment terhadap selfeficacy pada remaja perokok.