Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur (WUS) Berdasarkan Teori Health Belief Model

Latar belakang: Angka kejadian kanker payudara di Indonesia menempati urutan pertama. Salah satu deteksi dini kanker payudara,tanpa biaya dan sederhana adalah SADARI. Beberapa Wanita masih mempunyai tingkat kesadaran yang rendah dan 53,7% wanita tidak pernah melakukan SADARI. Health Belief Model digunakan untuk memprediksi perilaku sehat. Terdapat enam dimensi HBM yaitu: perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, perceived barriers, cues to action dan self-efficacy. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan perilaku SADARI pada WUS. Metode: jenis penelitian kuantitatif, rancangan cross sectional study dan convenience sampling pada WUS sebanyak 176 responden. Instrument yang digunakan Indonesian Champion Health Belief Model (I-CHBMS). Analisa data menggunakan chi-square, spearmen correlation dan menggunakan logistic regression. Hasil: sebanyak 43,8% responden sudah melakukan SADARI dengan benar secararutin. Dimensi HBM yang berhubungan adalah perceived susceptibility (p=0,018), perceived severity (p=0,006), cues to action (p=0,003) dan self-efficacy (p=0,000). Faktor yang paling berhubungan dengan perilaku SADARI menggunakan logistic regression adalah self-efficacy p-value 0,007 (<0,05) dan OR 1.101 kali. Kesimpulan: Wanita yang mempunyai self-efficacy rendah akan lebih berisiko untuk tidak melakukan SADARI dibandingkan Wanita yang mempunyai self-efficacy tinggi. self-efficacy yang tinggi perlu untuk dipertahankan yakni dengan percaya pada kemampuan diri, keyakinan atas informasi yang dimiliki dan kesadaran terkait faktor risiko kanker payudara.