FAKTOR-FAKTOR HUBUNGAN DENGAN KEINGINAN BERHENI MEROKOK PADA PASIEN HIV

Febrike Febrike, Neilathifa (2022) FAKTOR-FAKTOR HUBUNGAN DENGAN KEINGINAN BERHENI MEROKOK PADA PASIEN HIV. Masters thesis, STIKep PPNI Jawa Barat.

[thumbnail of 218067-Neilathifa Febrike.pdf] Text
218067-Neilathifa Febrike.pdf

Download (285kB)

Abstract

Latar belakang: Merokok merupakan kebiasaan yang dilakukan setiap hari danmerupakan kebutuhan yang tak terhindarkan bagi orang yang merokok Indonesiamerupakan negara dengan jumlah perokok terbesar ketiga di dunia setelah China danIndia. Ketergantungan merokok dapat meningkatkan penyakit kronis hinggamenyebabkan kematian. Pravalensi merokok di provinsi Jawa Barat masih mengalamipeningkatan 32.0%. Wilayah Kerja Puskesmas Pasirkaliki menduduki peringkat keduadalam perilaku hidup tidak sehat salah satunya merokok. Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketergantungan merokok pada masyarakat di WilayahKerja Puskesmas Pasirkaliki. Metode: Penelitian ini merupakan jenis kuantitatifdengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknikaccidental sampling . Jumlah sampel sebanyak 160 orang. Analisa bivariatmenggunakan uji statistik spearman dan mann whitney u test. Analisa multivariatmenggunakan uji linier regresi. Hasil: Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin(p-0.347) terhadap ketergantungan merokok. Namun ada hubungan antara usia(p-0.007),lama merokok (p-0.005), jumlah rokok yang dikonsumsi perhari(p-0.001),pengetahuan (p-0.000) dan sikap (p-0.000) terhadap ketergantungan merokok. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketergantungan merokok yaitu usia dengan 0.018(<0.05)Jumlah rokok yang dikonsumsi perhari dengan nilai 0.000 (<0.05) pengetahuan dengannilai 0.000 (<0.05) dan sikap dengan nilai 0.000 (<0.05). Kesimpulan: Faktor yangmempengaruhi seseorang dalam ketergantungan merokok yaitu usia, jumlah rokokyang dikonsumsi perhari, pengetahuan dan sikap. Saran : Bagi pelayanan kesehatankhususnya pelayanan masyarakat untuk memberikan edukasi kepada masyarakat yangmemiliki tingkat ketergantungan merokok
Latar Belakang: Kanker payudara adalah penyakit kanker tertinggi padaperempuan. Dengan angka kejadian yang cukup tinggi, di butuhkanpengobatan yang efektif salah satu pengobatan yang umum digunakan yaitukemoterapi, Kemoterapi terapi yang diberikan dengan menggunakan obat -obat sitostatika yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui intra. vena atauoral yang menimbulkan berbagai efek samping, maka dari itu efek sampingini akan mempengaruhi terhadap kepatuhan pengobatan kemoterapi.Kepatuhan secara umum didefinisikan sebagai perilaku perilaku seseorangyang minum obat, makan, dan mengadopsi gaya hidup yangdirekomendasikan oleh penyedia layanan kesehatan. Tujuan : Untukmengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pelaksanaankemoterapi pada pasien kanker payudara. Metode : Penelitian ini merupakanpenelitian kuantitatif menggunakan rancangan cross sectional study. Sampelyang digunakan adalah 61 responden dengan kanker payudara yangmelakukan pengobatan kemoterapi. Pengambilan data menggunakankuesioner pengetahuan tentang pengobatan kemoterapi pada pasien kankerpayudara, kuesioner Perceived Social Support from Family (PSS-Fa),kuesioner efikasi diri, kuesioner kepatuhan pasien kanker dalam menjalanikemoterapi. Analisa data menggunakan pearson corelation, one-wayANOVA, dan menggunakan linear regresi. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan hasil usia p-value 0,003, pengetahuan p-value 0,002, dukungankeluarga p-value 0,000, dan efikasi diri p-value 0,000,menjelaskan bahwaterdapat signifikan <0,05. Kesimpulan : Terdapat empat faktor yangberhubungan dengan kepatuhan menjalankan kemoterapi yaitu usia,pengetahuan, dukungan keluarga, dan efikasi diri, faktor yang palingberhubungan yaitu faktor dukungan keluarga, dengan keempat faktor tersebutdiharapkan pasien dapat meningkatkan kepatuhan berobat.
Latar belakang : Kecemasan sering terjadi pada pasicn penyakit ginjal kronikbahkan dapat berlangsung lama dan terus-menerus, hal ini dapat mempengaruhi jadistressor fisik yang berpengaruh pada berbagai dimensi kehidupan karena adanyakeluhan kelemahan fisik kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik sehinggakelangsungan hidup pasien ginjal kronik terganggu. Adapun beberapa faktor yangmempengaruhi tingkat kecemasan pada pasien hemodialisa adalah usia, lamamenjalani terapi, dukungan keluarga dan pengetahuan. Tujuan : penelitian inibertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien yang menjalani terapihemodialisa. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasionalsecara kuantitatif menggunakan metode crossectional study. Pengambilan samplingmenggunakan metode purposive sampling pada jumlah 52 responden di RSUDMajalaya, pengambilan data menggunakan kuesioner ZSAS(Zung Self Anxietyscale). Hasil : dapatkan hasil antara usia dengan kecemasan sebesar p 0.389 dengannilai r -0.122, hubungan lama menjalani terapi dengan kecemasan p 0.034 dengannilai r -0.295 , dan hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan didapatkan hasil yang signifikan dengan nilai p 0.021 dan nilai r 0.321 sertapengetahuan dengan tingkat kecemasan didapatkan hasil yaitu p 0.547 dengan nilair 0.085. faktor yang paling mempengaruhi tingkat kecemasan pada pasienhemodialisa menggunakan linear regresi menunjukan bahwa yang palingmempengaruhi adalah dukungan keluarga dengan nilai p value 0.021. kesimpulan; pentingnya pendekatan edukasi pada pasien PGK agar yang menjalani terapihemodialisa tidak merasakan kecemasan baik yang sudah lama menjalani terapihemodialisa ataupun yang mendapat dukungan keluarga yang baik masihdiperlukan perhatiannya kembali.
Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara berkembang dengan angkakejadian kanker serviks yang sangat tinggi. Kanker serviks ini sangat berpengaruhterhadap aspek psikologis yaitu kecemasan. Kecemasan pada pasien kankerdikarenakan adanya ancaman terhadap diagnosis kanker. Kecemasan yang akandirasakan oleh pasien kanker serviks ketika pasien memasuki stadium lanjut,maka tingkat kecemasan pasien akan semakin berat. Tujuan Penelitian untukmengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada pasien kankerserviks. Metode Penelitian ini kuantitatif, pendekatan cross-sectional. Subjekpenelitian sebanyak 30 pasien kanker serviks di Rumah Singgah Kota Bandungpada bulan Mei 2022. Pengambilan sampel secara total sampling menggunakankuesioner STAI State-Traite Anxiety Inventory, kuesioner Spiritual NeedsQuestionnaire (SpNQ),kuesioner Cervical Cancer Knowladge and Belief.HasilPenelitian menunjukkan bahwa variabel, status pernikahan, agama, pekerjaan,pendapatan, sumber pendanaan, stadium kanker, riwayat pengobatan, durasipengobatan memiliki hubungan terhadap kecemasan (p-value ≤ 0,05 ), usia,pendidikan, tingkat pengetahuan, kebutuhan spiritual tidak ada hubungan terhadapkecemasan (p-value ≥ 0,05). Kesimpulan Rumah singgah agar meningkatkan caramemotivasi dan memberi dukungan baik secara social maupun spiritual untukmengurangi tingkat kecemasan pada pasien kanker serviks.
Latar belakang:Perilaku caring perawat dalam asuhan keperawatan merupakankinerja perawat yang dipengaruhi oleh faktor organisasi. Perilaku caring perawatakan membantu menolong klien dalam meningkatkan perubahan positif dalamaspek fisik, psikologis spiritual dan sosial. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untukmengetahui faktor organisasi yang berhubungan dengan perilaku caring perawatdi RSUD Cikalongwetan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian secarakuantitatif menggunakan desain crossectional. Pengambilan sampel secara totalsampling pada sejumlah 131 perawat di ruang rawat inap RSUD Cikalongwetan.Analisa data menggunakan chi square dan menggunakan linear regresi Hasil:Hasil penelitian ini adalah ada hubungan struktur organisasi (p-value 0.000),desain pekerjaan (p-value 0.000) dan lingkungan kerja (p-value 0.000) denganperilaku caring perawat. Kesimpulan: terdapat hubungan yang signifikanterhadap struktur organisasi, desain pekerjaan dan lingkungan kerja terhadapperilaku caring perawat dengan nilai p-value 0.05.
Background: One of the most common problem to be faced with PLWH (PeopleLiving with HIV) is smoking. PLWH who active as a smoker increase theirmorbidity and mortality and also increase the risk having opportunistic infection.This is due to the CD4+ reduction and the increase in the number of Viral Loadsin the body due to nicotine in cigarettes. Therefore, it is important to have awillingness to stop smoking in PWLH. Objectives: The study aims to determinefactors related to willingness to stop smoking in PWLH. Methods: This study is across-sectional study. Convenience sampling with a total of 178 adult activesmokers in PLWH. The analysis uses spearman, indenpendent T-test one-wayANOVA,and linear regression. Results: Research results on willingness to stopsmoking-related factors in PLWH using linear regression showed that dependency,social support, anxiety, and pain self-efficacy accounted for 35.6% (AdjustedR20.356) of statistically significant p-value results. Conclusions: The governmentneeds to create a program to stop smoking exclusively for PLWH in the form ofcounseling services to increase the importance of smoking cessation in PLWH.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Program Studi > Sarjana Keperawatan
Depositing User: perpus.1 admin ppni
Date Deposited: 22 Aug 2024 03:53
Last Modified: 22 Aug 2024 03:53
URI: https://repository.stikep-ppnijabar.ac.id/id/eprint/552

Actions (login required)

View Item
View Item