PENGARUH MINDFULNESS-BASED COGNITIVE THERAPY TERHADAP TINGKAT FATIGUE PADA PASIEN TB PARU DI RUANG ISOLASI KEMUNING

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi dengan angka kematian tertinggi didunia. Fatigue merupakan keluhan yang umum dijumpai pada pasien TB tetapiunder-diagnosed dan under-treated. Intervensi mindfulness-based terbukti efektifmenurunkan gejala psikosomatis seperti fatigue pada pasien-pasien penyakitkronis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desainquasi-experimental pre-test dan post-test pada satu grup intervensi. Metode tersebutdigunakan untuk menganalisis pengaruh praktik mindfulness-based cognitivetherapy (MBCT) terhadap tingkat fatigue pasien TB Paru. Pengambilan sampelmenggunakan teknik convinience sampling. Total responden adalah 32 orang yangmemenuhi kriteria inklusi yaitu pasien TB Paru, usia >18 tahun, Warga NegaraIndonesia, mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, secara subjektifmengeluhkan fatigue dan bersedia mengikuti penelitian. Teknik pengumpulan dataadalah data primer. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner FatigueAssessment Scale (FAS) versi Bahasa Indonesia. Intervensi yang dilakukan adalah6 sesi latihan MBCT. Distribusi responden laki-laki sebesar 59.4% dan perempuansebesar 40.6%(n=32), rerata responden berusia 41.38 tahun (SD=9.54)denganjumlah terbanyak berada pada rentang umur 46-55 tahun sebesar 50% responden,rerata lama pengobatan OAT adalah 4,72 minggu (SD=1.75). Hasil : rerata skorfatigue pre-test: 26.91 (SD=5.89) dan post-test : 18.75 (SD=3.19) (95% CI:6.91-9.4, t:13.35). Uji statistik paired sample t-test dan pearson chi-square secarakonsisten didapatkan p-value=0.000 (p<0.05). Kesimpulan : terdapat pengaruhsignifikan intervensi MBCT terhadap penurunan tingkat fatigue pada pasien TBParu di Ruang Isolasi Kemuning. Saran : penelitian lebih lanjut pada populasi yanglebih besar dengan menggunakan instrumen terkini dan melibatkan mindfulness-based therapy provider yang terlatih dan tersertifikasi sangat dianjurkan.