PENATALAKSANAAN RANGE OF MOTION PADA PASIEN POST CRANIOTOMY TUMOR REMOVAL ATAS INDIKASI SPACE OCCUPYING LESION DI RUANG KEMUNING 2 RSUP DR.HASAN SADIKIN BANDUNG

SOL merupakan adanya lesi pada ruang intrakranial khususnya yang mengenai otak. Salah satu contoh SOL adalah terdapatnya Tumor intrakranial. Angka kejadian SOL meningkat setiap tahunnya, bukan hanya di Dunia melainkan di Indonesia Khususnya di Jawa Barat. Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan dilakukannya pembedahan yang dinamakan dengan CTR. Prosedur ini dilakukan untuk menghilangkan tumor di kepala. Pasien post CTR akan mengalami penurunan kesadaran sehingga terjadi penurunan kekuatan otot akibat terlalu lama bedrest. Maka untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukannya ROM yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot, menjaga fleksibilitas persendian, dan mencegah kontraktur sendi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi pasien, pelaksanaan ROM, serta faktor yang mempengaruhi pelaksanaan ROM pada pasien post CTR. Desain penelitian ini menggunakan studi kasus deskriptif. Subjek penelitian dilakukan pada klien berusia 36 tahun dengan post CTR. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa klien mengalami kelemahan, belum mampu berjalan, dan mengalami penurunan kekuatan otot pada ekstremitas bawah. Setelah dilakukan ROM, kekuatan otot klien meningkat dan klien mampu berjalan. Sehingga pelaksanaan ROM efektif dalam meningkatkan kekuatan otot dan mengatasi kelemahan pada pasien post CTR.