TERAPI MADU TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI DIARE PADA ANAK BALITA DENGAN DIARE AKUT

Latar Belakang Angka kejadian diare di Jawa Barat masih menjadi urutan tertinggi dan masih bersifat endemis, khususnya di Kota Bandung menempati urutan keempat. Diare akut pada balita dapat menyebabkan dehidrasi dalam waktu cepat. Tindakan yang dapat dilakukan dengan memberikan rehidrasi oralit sesuai dosis dokter. Rehidrasi oralit dapat digabungkan dengan madu, dimana madu berfungsi sebagai antioksidan, sehingga mampu meminimalkan frekuensi diare. Tujuan: Mengetahui gambaran penatalaksanaan terapi madu pada anak balita dengan diare akut dan mengetahui faktor yang mempengaruhi penatalaksanaan terapi tersebut. Metode: Desain penelitian virtual dengan studi kasus deskriptif Subjek Penelitian dilakukan kepada clinical instructure salah satu RS di Kota Bandung. Fokus studi ditujukan pada penatalaksanaan terapi madu dan faktor- faktor yang mempengaruhi penatalaksanaan, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan online search. Hasil analisis diolah secara narasi dari hasil interview. Hasil: Revisi SOP terkait indikasi dan penatalaksanaan, serta gambaran faktor pendukung intervensi meliputi madu mudah didapatkan, harga madu terjangkau, menghemat biaya pengobatan dan dapat dilakukan di Rumah, serta faktor penghambatnya yaitu efek madu lambat, dan diberikan pada pasien dengan indikasi tertentu. Kesimpulan madu dapat digunakan sebagai terapi tambahan dalam melakukan intervensi terhadap penurunan frekuensi diare. Saran: Peneliti berikutnya diharapkan dapat mengimplementasikan terapi madu dikemudian hari.